Ads 468x60px

Batas Pergaulan

Batas Pergaulan

Kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara seiman adalah orang cabul, tamak, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu. (1 Korintus 5:11)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kolose 1-4


Kita sering mendengar nasihat semacam ini: “Bergaullah dengan orang yang positif agar kualitas diri kita tumbuh semakin positif.” Nasihat yang baik, namun kurang berimbang karena, secara halus, mendorong kita untuk menjauhi orang yang negatif. Dengan kriteria itu, Yesus termasuk orang yang salah bergaul. Dia dijuluki sebagai sahabat orang berdosa, pelahap, dan pemabuk.

Perikop hari ini memuat larangan keras untuk bergaul dengan orang tertentu. Orang seperti apakah yang patut kita jauhi? Orang itu berbuat dosa yang tidak lazim dan lebih bobrok dari perbuatan orang berdosa pada umumnya (ay. 1). Secara tersirat, orang itu bukan sedang bergumul melawan dosa, melainkan menikmatinya dan tidak malu memamerkannya (ay. 2). Dan, orang itu mengaku sebagai orang Kristen, padahal sejatinya ia tidak percaya pada Tuhan Yesus Kristus (ay. 11). Adakah orang yang separah itu di antara kita?

Paulus juga menyatakan, kita hanya mendisiplinkan anggota jemaat (ay. 12). Pendisiplinan ini dilakukan atas kesepakatan jemaat, bukan karena sentimen pribadi (ay. 4-5). Dan, yang tak kurang penting, tujuan akhir pengucilan ini bukan untuk membinasakan jiwanya, melainkan untuk menyelamatkan dan memulihkannya (ay. 5).

Dengan kriteria itu, tampaknya tidak banyak orang yang perlu kita jauhi. Secara umum, kita diarahkan untuk berdamai dengan semua orang (Rom. 12:18) dan mengasihi siapa saja. Terhadap musuh pun, kita diminta mendoakan dan memberkati (Mat. 5:44). Lalu, siapa yang tersisa untuk kita benci?

FOKUS DALAM PERGAULAN BUKANLAH MENGUCILKAN ORANG TERTENTU,
MELAINKAN MELAYANI DAN MENGASIHI SEMUA ORANG
Yayasan Gloria
Diambil dari Renungan Harian - Alkitabku Aplikasi Android - www.alkitabku.com