Ads 468x60px

Bibir Yang Terjaga

Bibir Yang Terjaga - Seorang teman menuliskan dalam status Blackberry: “Manusia butuh 2-3 tahun untuk belajar berbicara, tetapi butuh sedikitnya 50 tahun untuk menjaga kata-katanya.” Mungkin pernyataan tersebut lahir dari pengalaman hidupnya berkaitan dengan kesulitan menjaga perkataan. Saya pun mengirimkan pesan singkat untuk menyatakan bahwa saya setuju dengannya, bahwa menjaga perkataan memang bukanlah perkara mudah bagi siapa pun.

Bibir Yang Terjaga

Menjaga perkataan atau lidah dapat dilakukan dengan banyak cara. Ayub memberikan contoh dua cara dalam menjaga lidah, yakni tidak mengucapkan kecurangan dan tidak “melahirkan” tipu daya. Perkataan yang tidak hanya asal ucap, tetapi lahir dari komitmen seorang pria yang mengenal Allahnya. Ayub berkomitmen untuk menjaga perkataannya selama napas masih ada padanya dan roh Allah masih di dalam lubang hidungnya (ay. 3). Tak heran jika Ayub disebut sebagai orang yang saleh, jujur, takut akan Allah, dan menjauhi kejahatan (Ayb. 1:1). Kedua hal tersebut memang berkaitan erat, bahkan tidak dapat dipisahkan. Pengenalan seseorang akan Allah tentu berdampak pada perkataan yang meluncur dari bibirnya.

Lidah memang buas, tetapi bukan berarti tak dapat dikendalikan. Sebagai orang benar, hendaknya ucapan kita dijauhkan dari segala bentuk kecurangan maupun tipu daya, apa pun alasannya. Sekalipun orang-orang di sekitar kita mengucapkan kecurangan atau tipu daya, kiranya kita dikenal sebagai pribadi yang dapat menjaga perkataan. Biarlah lidah kita menyatakan kebenaran Allah.—GHJ

MENJAGA PERKATAAN AKAN LEBIH MUDAH BAGI MEREKA
YANG BERKOMITMEN UNTUK MELAKUKANNYA

Baca: Ayub 27:1-6

Maka bibirku sungguh-sungguh tidak akan mengucapkan kecurangan, dan lidahku tidak akan melahirkan tipu daya. (Ayub 27:4)

Bacaan Alkitab Setahun : Ayub 21-24
Diambil dari Renungan Harian - Alkitabku Aplikasi Android - www.alkitabku.com